Tuesday, April 13, 2010
Bumi dan Langit
Wednesday, December 31, 2008
Profile Pemain Timnas
Bambang Pamungkas
Pemain yang satu ini jelas punya kelas, visi, dan skill. Sundulan dan tendangan baik umpan maupun eksekusi cukup baik, kecepatan lumayan, ketenangan dan mental juga baik. Cuma kekurangannya, postur kurang memadai sebagai striker, bermain terlalu salon, tidak mau 'nakal', sering kelihatan 'ja'im', mungkin karena sadar jadi sorotan kamera. Daya jelajah kurang, dan kurang bisa mengintimidasi pemain belakang lawan. Harusnya, lebih berani untuk mencoba melewati bek lawan, agar musuh jadi sedikit gentar.
Budi Sudarsono
Punya kelas, kecepatan, skill, licin, tendangan akurasi tinggi, kontrol bola lumayan bagus. Kekurangan, sering keasyikan main sendiri, walau mungkin hal ini karena memang pemain lain tidak ada yang ikut bantu menyerang (?), yang jelas sering peluang jadi terbuang karena si ular phyton ini telat mengirim umpan (Indonesia - Thailand, AFF 2008, Jkt). Kekurangan lainnya, postur tubuh kecil untuk seorang striker Asia.
Ponaryo Astaman
Dulu, pemain ini kelihatan sangat berbakat dan mumpuni sebagai pemain tengah, jenderal lapangan, (walau tidak sehebat Fachri Husaini). Tapi belakangan setelah menikah, permainannya jadi standar, tidak lebih bagus dari tipikal pemain tengah liga kita. Tendangan juga jarang menemui sasaran, dan tidak ada lagi 'cannon ball'. Sepertinya, beliau harus segera membenahi penampilannya kalau tidak mau digantikan oleh pemain lainnya.
Eka Ramdhani
Terlalu pendek untuk ukuran pemain sepakbola nasional, kalau ingin berprestasi internasional, jadi sebaiknya timnas harus mencari penggantinya yang lebih punya postur.
Markus Horison Maulana
Namanya lagi 'ngetop' saat ini. Tapi bukan markus itu yang saya maksud. Markus ini adalah penjaga gawang nasional kita. Dengan postur yang cukup menjanjikan, Markus cukup bisa diandalkan untuk menjadi seorang penjaga gawang. Cuma kadang-kadang senyumnya yang terlalu sering diumbar menjadi kelihatan dia sedikit agak meremehkan lawan, dan kelihatan seperti dia tidak begitu serius. Lainnya, dia juga sering mengulur-ulur waktu sehingga membuat saya sebagai penonton muak. Secara teknis, masih harus banyak belajar mengantisipasi umpan-umpan lambung diagonal.
Isnan Ali & Charis Yulianto
Kedua pemain belakang ini tipenya sama. Sama-sama kurang memakai otak dalam permainan. Keras dan kasar, dan justru sering mudah dilewati karena sering keluar emosinya. Kalau di ISL, bek seperti tukang tebas ini memang sangan berguna, tapi di level resmi yang lebih tinggi, pemain dengan gaya seperti ini sangat merugikan tim karena bisa membuat gatal wasit internasional untuk meng-kartumerah-kan keduanya.
Yang lainnya menyusul, tapi yang jelas problem utamanya pemain kita adalah postur tubuh kurang memadai. Yah, itulah, karena di masyarakat kita, yang badannya tinggi lebih memilih main basket, lantaran permainan sepakbola di negeri kita masih dianggap terlalu liar dan kasar, juga berbahaya.